Jumat, 30 April 2010

Sekilas tentang BIOS

Basic Input Output System (BIOS) merupakan firmware atau aemacam software yang diisikan pada sebuah chip untuk mengatur dan mengonfigurasikan sistem PC. BIOS menjadi pengatur awal dan mengendalikan kerja sistem komputer saat pertama kali bekerja atau sebelum masuk ke sistem operasi.
Pada sistem operasi berbasis 32 bit atau di atasnya seperti windows 95 dan yang lebih baru, BIOS lebih banyak dibutuhkan saat sistem melakukan booting awal. Setelah masuk ke sistem operasi, BIOS tisak berperan terlalu banyak lagi, dikarenakan sebagian besar tugasnya telah diambil alih oleh sistem operasi.
BIOS mempunyai beberapa tugas penting, secara lengkap BIOS pada motherboard memiliki tugas antara lain:
  1. Mendeteksi dan melakukan konfigurasi perangkat-perangkat media penyimpan standar yang biasanya dimiliki sebuah PC. Perangkat ini seperti Harddisk, memory(RAM), drive optik, VGA dan lain-lain.
  2. Melakukan POST (Power On Self Test) untuk mendeteksi, apakah perangkat-perangkat vital pada PC sudah terinstal dengan benar.
  3. Mendeteksi dan menentukan letak sistem operasi yang terpasang pada PC.
  4. Melakukan pengaturan waktu secara real-time. Waktu yang diatur BIOS ini yang digunakan oleh sistem operasi.
  5. Melakukan konfigurasi memory utama maupun cache memory yang terdapat pada sistem.
  6. Mendeteksi dan melakukan pengaturan untuk port-port yang terpasang pada motherboard, seperti USB, Paralel pot, Serial port dan lain-lain.
  7. Mendeteksi dan melakukan pengaturan frekuensi kerja yang dipakai pada processor, termasuk mendukung beragam tipe processor yang digunakan pada PC.
  8. Melakukan seleksi dan pengaturan untuk fitur-fitur khusus yang ada pada motherboard seperti koreksi kesalahan memory, dan sebagainya.
  9. Melakukan pengaturan untuk fitur-fitur tanbahan yang dikerjakan oleh chip-chip tambahan seperti audio, jaringan, SATA, RAID, dan lain-lain.
  10. Mendeteksi dan memonitor fitur-fitur vital seperti suhu processor, kecepatan kipas processor, dan tegangan yang dipakai.
  11. Melakukan pengaturan tenaga pada sistem PC.
  12. Melakukan proteksi untuk keamanan PC.

Dalam melakukan pekerjaan, BIOS tidak sendiri. Ada dua komponen lain yang bekerjasama dengan BIOS, yaitu baterai CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor) dan chip[ CMOS. Dua komponen ini punya tugas yang jelas dan berhubungan satu dengan yang lain.
Chip CMOS bertugas menyimpan semua pengaturan pada BIOS. Agar semua pengaturan pada BIOS dapat terus tersimpan dalam chip CMOS yang menggunakan NVRAM/TC (Non Volatile RAM/Real-Time Clock) dibutuhkan suplai daya listrik yang tidak terputus. Di sinilah peran dari baterai CMOS, yakni bertugas menyuplai daya listrik secara terus-menerus sehingga pengaturan BIOS yang telah dibuat pada chip CMOS tidak hilang.
Chip CMOS sendiri mempunyai bentuk yang beragam, namun rata-rata pada motherboard saat ini memiliki bentuk yang ranping dan biasanya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran yang kecil. dan rata-rata chip CMOS pada motherboard terkini berisi program BIOS dengan kapasitas 4MB. Sementara baterai CMOS yang banyak dipakai umumnya berbentuk bundar pipih yang terbuat dari Lithium dari tipe CR2032 yang cukup tahan bekerja hingga ribuan jam. Baterai jenis ini dapat diganti dengan mudah bila kemampuannya sudah menurun atau habis.
Bila baterai ini tidak bekerja dengan baik. Bisa dipastikan pengaturan pada BIOS akan terganggu, atau bahkan hilang sama sekali. Indikasinya biasanya ditandai dari kacaunya penanggalan. Biasanya pada beberapa motherboard, jika ada gangguan pada baterai CMOS ini, maka sistem akan melakukan peringatan agar baterai segera diganti.
Namun, saat baterai diganti, berarti chip CMOS tidak mendapatkan arus sama sekali. Dalam keadaan ini, pengaturan BIOS yang ada sebelumnya akan hilang dan sistem kembali pada setting default.

Sumber : Tabloid PC Plus

0 komentar:

Posting Komentar